Minggu, 01 September 2013

Amanah 31 Agustus

Bismillah...

Jakarta, 31 Agustus 2013, 17.45 
Doha, 31 Agustus 2013, 23.30 

Hari ini terasa lebih panjang dari biasanya, perjalanan perdana lintas negara yang aku lakukan menjadi alasannya. Jua pertama kalinya selama 8 jam dalam burung besi. Aku bahkan bisa melihat ujung sayap pesawat ini dari jendela yang jaraknya berselang 4 penumpang dari tempat dudukku. Mungkin terlambat, tapi saat memasuki transportasi udara ini aku mulai menyadari bahwa amanah yang aku terima akan sangat berat, tak cukup bagiku untuk sekedar berjalan. Aku harus berlari. Mengejar ketertinggalan yang sedemikian molor. Alasannya adalah bahasa. Meninggalkan negara kelahiran berarti juga meninggalkan bahasa kenegaraan. Pelayanan pesawat hanya dilakukan dengan bahasa Arab dan Inggris. Tadinya aku berfikir untuk menjadi apa adanya, dengan bahasa Arab ala kadarnya, atau bahasa Inggris apa adanya. Tapi hari ini berfikir itu bukanlah mental seorang pejuang, yang menunggu tanpa usaha. Mungkin terlambat bagiku, tapi mulai sekarang aku mengikrarkan diri untuk "berlari". Tentu dengan satu prinsip "berlari-proses" bukannya "garis finish-peringkat ke berapa?". Agak sulit bagiku meyakini prinsip ini, tapi lagi-lagi... "Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mu'min, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (At-Taubah; 105)."  Ah... Allah kalau bukan karena-Mu, kalau hanya untuk membanggakan diri, celakalah aku. Maka Allah perkenankanlah aku untuk hanya ingin menarik sedikit perhatian-Mu, sedikit menunjukkan kesungguhanku. Jangan sampai ada yang kulupa, yang kukejar adalah ketertinggalanku sendiri memperbaiki kelalaianku selama waktu menuntut ilmu yang Kau beri. Bukan orang lain yang ingin kubalap, karena jika hal ini yang terjadi aku hanya ingin terlihat lebih baik di mata manusia bukan di mata-Mu, niatku salah dan celakalah bagiku.

Doa-doa yang terus menguntai, bahkan hingga aku telah sampai di tempat ini. Harapan-harapan yang tersirat dan tersurat di mata keluarga dan sahabat-sahabatku, hingga air mata yang mengalir tak sengaja. Sungguh ini amanah yang berat, aku memiliki pilihan untuk mengkhianatinya atau dengan sebaik mungkin menjalankannya. Allah kuatkan untuk menjalankannya, untuk tidak mengecewakan berjuta harapan yang dititipkan. Aku tahu aku bisa. Aku harus bisa! Karena Allah selalu adil memberikan nikmat pada hamba-Nya.

Makan malam tadi aku bertemu dengan seorang pekerja keras, Minami namanya. Awalnya dia bicara dalam bahasa inggris seketika aku takjub saat ia bercakap-cakap dengan seorang siswa dari al jazair. Maharoh kalam-nya Masya Allah. Padahal dia hanya butuh 1 1/2 tahun untuk dapat mencapai level itu. Malu aku, bertahun-tahun belajar tidak naik-naik kelas. Bismillah... kalau dia bisa tentu akupun bisa asal bersungguh-sungguh.

Perjuangan ini masih panjang, ini baru awal. Apa akhirnya? Bagaimana prosesnya?
Semua tergantung padamu Euis.
Semangat!!! ^_^


2 komentar: