Senin, 28 November 2011

harus berani: SELAMAT TAHUN BARU

harus berani: SELAMAT TAHUN BARU: Tahun baru hijriah yang jatuh pada tanggal 1 Muharram selalu menjadi momen yang menyenangkan. Entah sejak kapan tepatnya 1 Muharram diteta...

Risalah min Ummy (Allah Maha Melihat)


Lakukan saja apa yang bisa kau lakukan saat ini Nak,
Tak peduli sesepele apapun, tak peduli sekecil apapun, tak peduli sesederhana apapun
Allah Maha Melihat sayang
Biar Allah saja yang akan melihat dan menilai apa yang kau lakukan,
Tak peduli dianggap remeh, dikasihani, dipandang sebelah mata, atau dinilai sia-sia oleh orang lain,
Allah Maha Melihat sayang
Biar saja orang-orang mencemooh dan tidak menghargai,
Tetap saja Allah Maha Melihat sayang, Maha Mengetahui isi hati kita
Anakku sayang
Jangan menunggu dan bermimpi untuk bergerak,
Tapi angkatlah tanganmu dan ayunkanlah kakimu,
Karena saat menunggu kau justru akan tertinggal,
Dan saat terbangun dari mimpi kau hanya akan temukan jarak yang amat jauh antara kenyataan dan harapan,
Anakku sayang,
Kau istimewa, kado istimewa dari-Nya, walau mungkin hanya aku yang beranggapan seperti itu,
Maka sahabat,
Walau saat ini kita berada di titik terendah dalam hidup, jangan berhenti
Sebagai rasa syukur kita pada Yang Maha Melihat
Dan tanda cinta untuk perempuan terhebat yang memberikan hidupnya untuk hidup kita

SELAMAT TAHUN BARU


Tahun baru hijriah yang jatuh pada tanggal 1 Muharram selalu menjadi momen yang menyenangkan. Entah sejak kapan tepatnya 1 Muharram ditetapkan juga sebagai milad pondok dan Haul pendiri Pesantren, Apa Elon a.k.a K.H Elon Syudja’I lebih familiarnya. Seingat ana pertama kali ditetapkannya para santriwan/ti hanya melaksanakan apel yang dilanjutkan dengan bertukar kado. Seiring berjalannya waktu, agenda tahunan pondok ini terus berkembang. Dimasa belum terkonversinya minyak tanah ke gas, para santri melakukan pawai obor. Benar-benar obor yang terbuat dari bambu dan minyak tanah bekerjasama dengan masyaarakat sekitar. Sangat meriah rasanya membuat macet jalan-jalan (ini bagian yang ana suka, seharusnya orang-orang lebih punya banyak waktu untuk mengenal tahun baru Islam J), memakai kostum-kostum seragam. Nah, ketika minyak tanah mulai langka, obor ini diganti menjadi lampu-lampuan (hmmm… apa ya namanya, lampu warna-warni yang diisi baterai itu lho… seperti yang dipunya pak polisi, tapi kita pake maketnya). Tapi judulnya tetap pawai obor bukan pawai lampu, hehe. Mudah-mudahan anak-anak kecil tetap bisa membedakan antara obor dan lampu ya ^_^. Yang berbeda di tahun ini dari tahun-tahun kemarin adalah panpelnya. Yuph… panitia tahun ini hanya terdiri dari alumni. Salut deh sama alumni yang bersedia meluangkan waktunya mengurus acara ini di tengah kesibukan masing-masing. Dan sebagai alumni tentunya,, cie… ana ikut meramaikan pawai la… eh obor ini (lah… ikut jalannya doang? :D)

Saat-saat seperti inilah yang mempertemukan antar teman-teman alumni, asatidz dan asatizat yang sudah lama tak bersua (macam lamaaa…. Kali ya). Ayo siapa yang kangen dengan wali kelasnya waktu santri baru? Banyak loh yg datang, ada Abi Aa, Bu Siti, Pasya, Abi Dasep (2 terakhir masih ada di pondok) dan segenap dewan guru yang telah banyak berjasa dan tak bisa disebutkan satu persatu. Alhamdulillah, senang sekali bisa bertemu kalian lagi teman-teman seperjuanganku, seperjuangan nyuci, muqommar, musyammas, ngantuk jama’ah…. Loh kok jelek semua ya? hehe…. Seperjuangan ngafal mufrodat, muhadatsah, muhadoroh, kanis, (hmm capek) wa halumma jarron deh. Matur nuwun saseueur-seueurna ka rerencangan yang udah mau menyisihkan uang jajannya untuk kelangsungan konsumsi gratis acara ini, hehe… (harap maklum, fans berat konsumsi gratis) Makasih banyak juga buat yang udah mau datang en melepas kangen sama is (siapa juga?*narsis mode on) hoho, sudah mau meluangkan waktu di tengah kesibukannya (sok sibuk deh). Buat Fitri yang dapet surat izin resmi dari sang Ayah bawa motor ke Bogor, buat Ani yang dah nemenin ana nginep en nonton hanaby bareng, buat Utdzh Deli yang harus dengan sukarela berbagi kasur&lemari dengan mahluk luar angkasa eh luar pondok  ini, buat Farluth yang datang tak terduga, keren banget deh girl talk less do more, buat Lilis yang sedang ngejomblo ceunah, buat Dechay yang berhasil disogok o2 jimat, buat Cepay-Zay yang menjadi narahubung angkatan kita selama ini, buat Buyung yg lagi sibuk dengan anak didiknya, buat Uu yang ngeluangin waktu padahal lagi repot, cepet sembuh ya Ayahnya, buat Yale mohon maaf gk jadi datang karna ana, maaf ya, dan untuk yang belum bisa datang kemaren mudah-mudahan tar bisa datang ya. Bahagia sekali punya sahabat-sahabat seperti kalian J  
Kembali ke agenda kita, setelah pawai obor dilanjutkan dengan napak tilas yang disampaikan oleh sesepuh pondok, berkisah tentang perjalanan pondok dari tempo doeloe hingga sekarang, yang pasti jangan pernah lupa sama pondok, sedikit-banyaknya kita sudah dapat ilmu disini. Malam ini ditutup dengan kembang api. Dan langitpun ikut berwarna malam itu. Tapi agenda anak-anak gaoel-(daripada 4L4Y) ini tak berhenti disitu, kembang api dilanjutkan dengan perburuan es jeruk ke tampomas. Tapi tampomas sedang tak berpihak pada kami sodara, sudah bawa pasukan sekompi, lewati lembah dan samudera. Jauhnya …… Bohong deng hanya melewati jembatan  ciliwung, ternyata eh ternyata esnya habis… bagaimana pula bisa dinamakan es bila tanpa es? Akhirnya balik kananlah kami serempak. Apa? Cuma mau beli es jeruk doang? Halo halo halo? Tenang… masih ada tempat yang bisa didatangi, demi perut yang menuntut haknya apalah yang tidak ditempuh, haha.
Orang ke-1 : beli serabi aja yuk
Orang ke-2 : kejauhan
Orang ke-2 : bawa uang berapa?
Orang ke-3 : sepuluh ribu
Orang ke-2 : sepuluh ribu
Orang ke-4: _____
Orang ke-5 :_______
Orang ke-6 :______
Orang ke-7 : lima ribu
Orang ke-1 : tenang-tenang ana duapuluh ribu
Semua : we……………………………...ih paling gede
Hihihi ada-ada saja, serabi makan 1 berdua kali. Dan mendaratlah kami bertujuh (jadi 7icons semalam tanpa kacamata, hehe) di sebuah gerobak tukang nasi goreng.
“pesen berapa?”
“dua aja, ana gak terlalu laper kok”
“ana juga gak terlalu laper”
Jadi curiga nih, gak laper apa nginget dompet ya? hahaha. Dan makanlah kami (7iconswithoutglasess) dua piring nasi goreng dengan 4 buah sendok ditemani meriahnya kembang api.
“lihat tuk kembang apinya masih ada”
“iya… iya..”
“………….”
“kok perasaan jauh banget yah? Emangnya pondok sebelah situ?”
“……………”
Romantic banget deh dinner malam itu ditemani kembang api yang asalnya entah dari mana ^_^
Tak berhenti disitu, saat pulang dan melewati jembatan …. “(grusuk-grusuk)” kenapa pada lari siyh? Hehe… kirain beneran ada yang ngikutin di belakang, kita kan ganjil (apa hubungannya coba?) padahal nakutin diri sendiri aja. Ana sih so cool gitu, berjalan dengan santi-nya, padahal hati udah kebat-kebit takut beneran ada yang ngikutin di belakang, ana kan paling belakang, bukan apa-apa sih, percuma juga kalau ana lari, pasti tetep paling belakang, ana kan pemenang rekor pelari terlelet di kelas L
***
Esok paginya dilanjutkan dengan dzikir akbar yang kembali dipimpin oleh sepuh pondok. Dasar alumni tak taat, diluar sudah mulai acara, ana dkk masih ngantri mandi. Padahal semalem sudah diwanti-wanti panitia untuk jadi alumni yang patut dicontoh (untuk ini ana mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada kakak-kakak panitia, peace ;>). Malu juga dengan anak-anak TK dan santri yang ada, terlebih lagi dengan alumnus-alumnus angkatan 50/60-an yang stay @TKP selama acara berlangsung.
Dan bermunculanlah silih berganti teman-temanku angkatan 20 tersebut di atas. Lalu berwara-wirilah kami berjama’ah, muterin TKP doang sih, menyalami para ahlul bait sekaligus melepas rindu dan bertukar kisah dengan guru-guru dan kakak-kakak kelas yang juga turut berpartisipasi. Wara-wiri kami berakhir di meja prasmanan, makan papahare (yang ini is ditinggal L, sebal-sebal) di tengah tenda.
***
Sepertinya ada satu tempat lagi yang harus kami kunjungi ketika ke Bogor. Dialah *** (dilarang promosi), hehehe dasar emak-emak tukang shopping, padahal yang belanja seorang yang nganter seabreg-abreg. Satu jam kemudian setelah keluar-masuk resto yang kepenuhan terdamparlah kami (sekarang Cuma ada 4 orang, apa ya namanya? Masa 4icons sih? Maksain banget) di fastfood opps salah foodcourt setempat menunggu pesanan cumi yang tak datang-datang karena si tetehnya kehabisan gas, tapi tergantikan oleh menu keluarga lobster(beneran loh ada ayah, ibu dan 2 anak lebih baik-nya). Hehe… awalnya ragu tak habis, tapi hipotesa tak selalu sesuai dengan hasilnya. Petang itu, walau matahari enggan pamit baik-baik, kami toh tetap berpisah baik-baik (gak pake jambak-jambakan atau melot-melototan)* halah apa pula ini. Kami berpisah dengan berlinang air mata L (haha gak seL3b4Y itu juga), dengan sangat mesra sih iya (ssttt…) yah biasalah ibu-ibu arisan cipaka-cipiki tak ketinggalan. Petang yang menyenangkan, hari yang menyenangkan J
 Makasih banget sama Fitri yang nganterin ana dengan motornya (free ongkir badan kan jadinya), tapi sebenernya ana deg-degan banget gak pake helm, takut ditilang. Sepanjang perjalanan berdoa kepada Allah supaya tidak ditilang & selamat sampai rumah. Bukannya kenapa-napa, kita beneran nyelonong di tengah bapak-bapak polisi yang lagi patroli. Hehehe…. Begini kali yah rasanya berbuat salah, makan tak enak, tidur tak enak, mikirin diapun tak enak… hush…. :D. Mantep banget deh ah fitri naek motornya, gelisah dirumah takut kenapa-napa anak orang. Kalau sendiri kan ngebut banget dia. Alhamdulillah terima kasih Ya Allah sudah memberikan kami umur yang panjang. Amin  


Sabtu, 12 November 2011

Belajar dari makhlukMu... (1)


Ternyata dunia tak selebar daun kelor...
Hehehe
Alhamdulillah terimakasih ya allah, memberikanku teman-teman (yg dikenal & tak dikenal) yang super. 
Sebetulnya aku lebih banyak iri pada mereka, pada pengetahuannya, pada pengalamannya, pada relasinya, pada kecerdasannya, pada apa yang mereka miliki. Tapi alhamdulillah, Engkau telah sadarkan hamba. Tak pelak, memang kadang rasa itu terus menghampiri, tetapi bukan untuk itu Engkau jadikan mereka dekat padaku, bukan untuk iri Engkau mengenalkanku pada mereka, melainkan untuk berkaca. Lewat merekalah Engkau tunjukkan kebesaran-mu, kau jadikan mereka teropong agar aku dapat melihat luasnya dunia ini. Cerita ini tak kan habis ketika aku bercerita tentang mereka. 
 Terimakasih teman-teman terbaikku (lagi2 yg dikenal maupun tk dikenal) sudah memantulkan luasnya dunia pada mataku. ^_^

Jumat, 11 November 2011

semuanya terlahir istimewa

Aneh....
Disaat anak-anak lain ingin dipegang tangannya, dia malah meninggalkan langkahku, membiarkanku tertinggal beberapa langkah darinya. Di saat anak-anak lain sibuk berceloteh dan mencari perhatian pada gurunya, dia malah sibuk dengan "caranya" sendiri mencari perhatian.
Aku sendiri tidak setuju jika mencap seorang anak dengan notabene "nakal". Karena setiap anak terlahir istimewa dengan kekurangan dan kelebihannya sendiri. Tetapi jika dia menjadi provokator teman-temannya untuk ikutan "nakal", bagaimana???
Mungkin pendapatku terlalu mendramatisir. Menurut jean piaget, pada usia 2-7 tahun, anak-anak berada pada tahap perkembangan kognitif pra-operasional. Pada tahap ini anak sering kali secara kognitif salah dan irasional dalam memahami sesuatu, karena kemampuan kognitif mereka belum sempurna. (aih.... Lieur heeuh mun tos nyimpang ka psikoper mah, hehe). 
Yah.... Intinya mah keur bingung, kenapa dia teh gak suka diperhatiin sama gurunya???
Masih inget cerita naruto kan? Yang nakal super abis. Usut punya usut ternyata kenakalannya disebabkan oleh kurangnya perhatian dari lingkungannya, apalagi kedua orang tuanya sudah wafat *kayak nyata aja yah?*
Aku selalu tertarik dengan anak-anak yang bersikap rejected (iya gak c bahasanya gitu) terhadap perhatian yang kita tujuakan, juka terhadap anak-anak yang kerapkali bertitel "nakal". Aku yakin, ada sesuatu yang mereka simpan, sesuatu yang tidak tersentuh oleh orang lain (ush.... Macem apa ya?? Hoho).
Aku hanya ingin mereka tahu bahwa aku menyayangi mereka, menghargai mereka, juga mengakui "kehebatan" mereka yang masih terpendam.
Uhibbukum ayyuha athfal.....
Maaf selama ini ibu sudah egois hanya memandang kalian dari sisi luar saja.