Jumat, 11 November 2011

semuanya terlahir istimewa

Aneh....
Disaat anak-anak lain ingin dipegang tangannya, dia malah meninggalkan langkahku, membiarkanku tertinggal beberapa langkah darinya. Di saat anak-anak lain sibuk berceloteh dan mencari perhatian pada gurunya, dia malah sibuk dengan "caranya" sendiri mencari perhatian.
Aku sendiri tidak setuju jika mencap seorang anak dengan notabene "nakal". Karena setiap anak terlahir istimewa dengan kekurangan dan kelebihannya sendiri. Tetapi jika dia menjadi provokator teman-temannya untuk ikutan "nakal", bagaimana???
Mungkin pendapatku terlalu mendramatisir. Menurut jean piaget, pada usia 2-7 tahun, anak-anak berada pada tahap perkembangan kognitif pra-operasional. Pada tahap ini anak sering kali secara kognitif salah dan irasional dalam memahami sesuatu, karena kemampuan kognitif mereka belum sempurna. (aih.... Lieur heeuh mun tos nyimpang ka psikoper mah, hehe). 
Yah.... Intinya mah keur bingung, kenapa dia teh gak suka diperhatiin sama gurunya???
Masih inget cerita naruto kan? Yang nakal super abis. Usut punya usut ternyata kenakalannya disebabkan oleh kurangnya perhatian dari lingkungannya, apalagi kedua orang tuanya sudah wafat *kayak nyata aja yah?*
Aku selalu tertarik dengan anak-anak yang bersikap rejected (iya gak c bahasanya gitu) terhadap perhatian yang kita tujuakan, juka terhadap anak-anak yang kerapkali bertitel "nakal". Aku yakin, ada sesuatu yang mereka simpan, sesuatu yang tidak tersentuh oleh orang lain (ush.... Macem apa ya?? Hoho).
Aku hanya ingin mereka tahu bahwa aku menyayangi mereka, menghargai mereka, juga mengakui "kehebatan" mereka yang masih terpendam.
Uhibbukum ayyuha athfal.....
Maaf selama ini ibu sudah egois hanya memandang kalian dari sisi luar saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar