Selasa, 26 Juni 2012

Demi Cita






Rumah-rumah kita boleh tergerus zaman
Harta-harta kita bisa saja tergadaikan
Asal cita-cita kita tak pernah patah
Mengejar mimpi-mimpi yang yang tak pernah padam
Dalam balutan semangat penuh bara


*bersama anak-anak spesial & guru-guru luar biasa penuh tanggung jawab di comdevt FBS* (dalam persiapan LCC)
Satu tempat dimana aku menghabiskan sisa hari, sepotong penggalan kehidupan yang menyenangkan.

Kamis, 21 Juni 2012

Hymne (persiapan wisuda) 06.mp4

gegap gempitanya persiapan wisuda. Lagu ini hanya dilantunkan sekali dalam setahun, hm... atau dua kali yah?? :'(
kangen.......
pernah terlibat juga dalam persiapan haflatul wada' ini, pernah sekedar menonton (takjub dengan segala persiapan yang dilakukan), sekaligus pernah jadi aktor buat agendanya :D
alhamdulillah bertahan juga 6 tahun disini, ditempat merajut ukhuwah, menyemai ilmu, memupuk kemandirian, merasakan manisnya persaudaraan...

Berjuta Rasanya


“Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri, ilusi hati yang menipu otak. Saat ilusi itu terkena cahaya kebenaran, yang tersisa hanyalah kesedihan.”
“Cinta adalah urusan langit dan tidak sepantasnya mereka mencoba mengakalinya.”
“Rasa sakit hati itu indah. Setidaknya patah hati memberikan sensasi bahwa kita memang masih hidup.”
“Hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita lagi sedih banget tapi gak ada satupun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita lagi happy banget tapi justru gak ada satupun teman untuk membagi kebahagiaan tersebut. Yang lebih celaka lagi, yaitu ketika kita justru senang banget pas liat temen susah, dan sebaliknya terasa susah banget di hati pas liat teman lagi senang.”
“Cinta sejati seperti hantu. Semua orang membicarakannya, tetapi sedikit sekali yang benar-benar pernah melihatnya. Ia seperti air sungai, mengalir terus ke hilir semakin lama semakin besar. Begitu juga cinta, semakin lama mengalir semakin besar batang perasaannya.”
“Kau selalu bisa memberi tanpa sedikitpun memiliki perasaan cinta, tetapi kau tak kan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi.”
“Cinta sejati selalu datang pada saat yang tepat, waktu yang tepat, dan tempat yang tepat.”
“Seseorang yang mencintaimu karena hati, maka ia tidak akan pernah pergi! Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relative lebih baik atau lebih buruk.”

Sedikit dari quote berjuta rasanya. Novel bang Tere kali ini berupa kumpulan cerpen para galauers. Rasanya bedaaaa banget dengan HFD atau BBS ^_
Buku ini kado buat si mei dari sahabat lugu nan dermawan, ehm… salah dermawati deh ;)
Terharu banget, dia sampe ngabsen novelnya bang Tere yang belum ane baca, hiks… padahal ane tau dia kan gak terlalu suka sama yang  ini.
Jazakillah khoir katsir ukh… alfu mabruk fik…
Semoga Allah selalu mencintaimu untuk menjadi pewaris bunda Zainab.
@DeChay  

Senin, 04 Juni 2012

Dayung perahu kecilku

Hari ini kita pergi ke laut. Jadi nelayan dan menangkap ikan. Yuhu.......

Para tengkulak ikan sedang menunggu nelayan

Tengkulak ikan tambah banyak, nungguin nelayan yang gak dateng2 ckckck....

 nelayan sania lagi marah. Gak bisa jadi ikan :')
 Khusuk banget nelayan Zia ngitungin ikan hasil tangkapannya

Haduh... Dila sibuk banget ngitungin ikan
Nelayan adzimi lucu banget  :D

Nelayan wawa lagi nganter kekurangan ikan


la tahzan


Kecewa dan kesedihan itu biasa bukan? Bukankah Allah mengaruniakan kita ibtila’? menghadiahkan ujian-ujian untuk menguatkan langkah-langkah ini, untuk mengokohkan jejak kaki ini. Ah… tentu saja aku tahu. Sebatas kata belum sampai dalam aplikasi.


Hari ini sedang ingin bersedih. Entah kenapa, ingin mengadu. Selalu rindu wajahnya yang mampu menguatkan, menghapus kesedihan, mengganti kegelisahan dengan kenyamanan. Ibu… rindu sekali.

Minggu, 03 Juni 2012

A moment to remember


Kim su jin sudah tak sabar lagi menunggu kekasihnya. Dia tahu, kekasihnya (Young Min) tidak akan datang ke stasiun. Dia telah dikhianati. Padahal demi pacarnya yang sudah beristri itu ia rela menentang ayahnya dan mempermalukan nama baik keluarganya. Tak ada jalan lain baginya, ia harus pulang. Dalam perjalanan pulang, ia membeli cola di sebuah mini market (family mart), sialnya cola itu tertinggal karena ia buru-buru pergi. Saat kembali ke minimarket dia berpapasan dengan seorang lelaki yang membawa sekaleng cola, tanpa pikir panjang ia langsung merebut cola tersebut dari lelaki itu. Belakangan ia baru tahu jika ia telah merebut paksa cola milik lelaki tersebut, untuk itu ia merasa sangat malu.

Seiring bergantinya musim, su jin mulai melupakan kesakithatiannya. Di musim semi yang indah su jin keluar bersama ayahnya. Di jalan dia bertemu dengan lelaki yang dulu dijumpainya di minimarket, namanya Choi chul soo, seorang tukang kayu. Singkat kata keduanya mulai jatuh cinta. Su jin ingin hubbungan mereka menanjak ke jenjang pernikahan, tapi chul soo menolaknya. Sebagai anak yang merasakan penolakan oleh ibunya sendiri ditambah lagi dengan masa kecil yang pahit dan hidup tanpa keluarga menjadikan chul soo pribadi yang agak kasar, keras kepala, dan tidak percaya pada kebahagiaan hidup. Untuk itu, ia tidak mau menukah, karena baginya menikah tidak akan membuatnya bahagia. Tetapi su jin terus menerus meyakinkannya hingga ia mau menikah dengan su jin. Pada awalnya, ayah su jin tidak menerima chul soo sebagai calon menantunya karena latar belakang keluarga chul soo yang tidak jelas. Demi melihat ketulusan cinta mereka berdua, akhirnya ayah su jin merestui  pernikahan putrinya.

Pasca pernikahan keduanya hidup bahagia di sebuah rumah kayu miliki chul soo. Di rumah itulah su jin menemukan sosok lain dari suaminya. Dibalik sifatnya yang keras ternyata chul soo hanyalah seorang anak yang terluka karena penolakan ibunya. Su jin menuntun suaminya untuk memafkan kesalahan ibunya dan berdamai dengan masa lalunya yang getir. Mereka berdua menemui guru tukang kayu chul soo yang dulu mendidikya dengan sangat keras. Chul soo juga mau menebus hutang-hutang ibunya agar ibunya bisa keluar dari penjara. Meski telah bangkrut, chul soo dan su jin tetap hidup dengan bahagia, karena kebahagiaan tidak hanya berasal dari materi.

Su jin seringkali lupa. Suatu pagi ia lupa mematikan kompor. Esok lusa ia bisa tersesat di jalan yang dikenalnya. Lupa dengan pekerjaan yang baru saja dikerjakannya atau bingung mencari suaminya padahal ia terletak persis di belakangnya. Chul soo menganggap kelakuan istrinya ini biasa saja ddan memintanay pergi ke dokter. Setelah beberrapa kali melakukan pemeriksaan, dokter memvonis su jin menderita Alzheimer. Sejenis penyakit langka yang kemungkinan besar disebabkan  oleh factor genetic. Penyakit ini mematikan fungsi mental lebih dulu daripada fungsi fisik. Si penderita perlahan-lahan akan melupakan lingkungannya, keluarganya, bahkan dirinya sendiri. Tak heran su jin menjadi sangat pelupa, bahkan terhadap tanggal hari ini ataupun kode lampu lalu lintas. Hingga saat ini belum ada obat untuk penyakit Alzheimer, obat-obatan hanya mampu sebatas memperlambat penyebaran penyakit ini.

Su jin merasa sangat hancur dengan penyakit yang dideritanya ini. Ia akan melupakan semua kenangannya sendiri bahkan tidak akan bisa mengenali siapapun lagi. Chul soo mulai curiga dengan kelakuan istrinya. Saat mengetahui keadaan istrinya, ia menjadi sangat kacau. Ia berjanji tidak akan meninggalkan istrinya dan tetap akan mengurusnya, karena bagi chul soo istrinya sangat berharga dan telah memberinya banyak hal.

Keadaan su jin semakin parah. Ia bahkan tidak bisa lagi mengontrol kantung kemihnya sendiri. Keluarga yang mengetahui keadaan su jin berinisiatif untuk mengurusnya, tetapi chul soo menolaknya dmentah-mentah. Ia tetap berkeras mengurus istrinya sendiri. Jajdilah setiap hari menjadi baru bagi kehidupan keluarga muda itu. Setiap inci dinding penuh dengan tulisan untuk mengingatkan su jin. Su jin juga sudah mulai lupa pada suaminya, alamat mereka, bahkan dirinya sendiri. Suatu hari, ia bahkan memanggil suaminya dengan nama mantan kekasihnya. Hal ini bukan kesalahan penderita alzheimer , tetapi hanya itulah yang tersisa dari ingatannya. Di hari lain, su jin mengingat semuanya, maka dia memutuskan untuk pergi dari kehidupan chul soo karena merasa kehadirannya hanya akan membuat chul soo sakit hati.

Sejak hari itu chul soo tidak pernah lagi bertemu su jin, surat yang ditinggalkan su jin menjadi penjelas bagi semuanya. Ia berusaha mencari tempat su jin dirawat, tettapi tetap gagal menemukannya. Namun suatu hari, sebuah surat dalam kotak surat mengantarkannya pada keberadaan su jin. Surat itu adalah surat yang ditulis su jin saat ia mengingat semuanya. Dari perawat rumah sakit chul soo mengetahui kadangkala istrinya bahkan tak dapat berpakaian sendiri. Ia tak kuasa membendung airmatanya saat bertemu dengan su jin yang tak lagi mengenalinya, tetapi ia tahu su jin masih tetap mencintainya. Hari itu chul soo mengajak su jin ke tempat pertama kali mereka bertemu, family mart. Untuk mengulangi sepotong episode pertemuan mereka. Su jin tetap tak mengingat masa lalunya. Chul soo menunggu hari ini untuk mengatakan apa yang tak pernah dikatakan pada istrinya dulu, “aku mencintaimu”. Chul soo ingin istrinya tahu bahwa ia juga sangat mencintainya.

Malam Pulang

Malam membungkus bumi
Menyisakan angin malam yang mendesau sejuk dibanding siang tadi
Gemerintik hujan seolah berdamai dengan siang panas berdebu
Sudah selarut ini anak-anakku masih asik bermain petak umpet, berkilah "Di rumah ada bayi Bu, berisik" saat kusuruh mereka pulang
Tak lama berselang 57 datang isinya yang berjubel, kupaksakan juga naik bus ini, semakin cepat sampai ke rumah tentunya semakin baik
Bau keringat, wajah-wajah lelah, sedikit saja yang mau bergeser berbagi tempat dengan penumpang lain
Ah.... tidak. semuanya dipaksa bergeser berbagi posisi dengan penumpang lain
Seruan kondektur "kosong.. kosong" mengundang serapah penumpang di dalam
Entah bagian mana yang dikatakan kosong... jelas kami bagai sarden dalam satu kaleng
Jalanan ibukota yang mengular dijejali berbagai kendaraan. angkutan umum, mobil pribadi, pengendara sepeda motor, mobil kontainer (yang entah apa isinya), ambulans serta sepeda goes juga meramaikan parade jalanan malam ini...
Klakson kanan kiri, salip depan belakang menjadi menu utama jalanan
Gedung-gedung pencakar langit yang sebagian lampunya masih hidup, sebagian lain sudah padam. Kupikir seperti games hp, "tebak ruang mana yang masih berpenghuni?"
Lampu jalan dan kendaraan menjadi penerang, meski tak terlalu terang, tapi cukup mampu membuat bintang enggan bertandang...


Malam kepulangan, yang tanpanya


Dalam perjalan pulang bersama seorang sahabat