Sabtu, 07 September 2013

kisah gadis penjual susu


Di sebuah desa terpencil tinggallah seorang gadis bersama ayahnya yang berjualan susu. Gadis itu membawakan susu pada siapa saja yang membutuhkannya. Di desa itu tinggal pula seorang laki-laki yang taat beragama, yang merupakan tetangganya dan memiliki kedudukan yang terhormat. Rumah pemuda tersebut menghadap sebuah anak sungai, gadis penjual susu harus mengarungi anak sungai itu agar dapat mencapai daratan. Suatu haru gadis penjual susu terlambat mengantar susu bagi laki-laki tetangganya itu. Serta merta dia memarahi gadis penjual susu dan menanyakan perihal kemalasan dan keterlambatannya mengantar susu.
Berkatalah gadis itu sembari menelungkupkan tangannya: Sesungguhnya sungai itu luas sedangkan perahu yang ada disana hanya satu buah. Maka aku menunggu hingga perahu datang untuk mengagkutku beserta bejana susu, padahal aku sudah pergi pagi-pagi sekali dari rumah agar aku tidak terlambat.
Lelaki tersebut menjawab sambil menepuk dahinya: "Apa?"
Apakah air yang cetek itu menghalangimu untuk mengantarkan sebejana susu?
Orang-orang dapat melewati anak sungai itu dengan berjalan sambil melafalkan lafaz Allah
Kata-kata ini sampai hingga ke hati gadis tersebut
Sejak saat itu dia selalu datang tepat waktu tanpa terlambat atau terlalu cepat
Beberapa waktu kemudian lelaki itu menanyakan perihal ketepatan waktu gadis itu dalam mengantarkan susu
Gadis itu menjawab: Aku benar-benar melakukan apa yang kau katakan padaku, aku berjalan di atas air sedangkan hatiku terus berdzikir kepada Allah
Laki-laki itu memandangnya dengan pandangan takjub dan memintanya untuk mempraktekkannya... lalu dia berjalan bersamanya hingga mereka sampai di ujung jalan, maka gadis itu itu meninggalkannya dan mulai berjalan di atas air tanpa rasa takut atau berfikir dua kali.... maka lelaki tersebut terkagum-kagum dan berteriak: "Apa yang sedang kau lakukan?"
Gadis itu menjawab:
Aku melakukan apa yang katakan kepadaku, aku berdzikir kepada Allah dan menyebrangi sungai dengan selamat
Ketika mendengar jawaban gadis tersebut laki-laki itu tanpa berzikir dan berfikir: mencoba menyebrang dan mulai menyebut-nyebut asma Allah yang keluar dari lisannya bukan dari hatinya.
Seketika dia mulai tenggelam dan berteriak....gadis itu melihatnya dan berkata: "Apa yang sedang kau lakukan?"
Apakah kau berdzikir kepada Allah dan mengangkat pakaianmu karena takut terhadap air?
Apakah ini yang dinamakan percaya kepada Allah dengan kadar keimanan yang kurang?

Diterjemahkan dari بائعة الحليب - قصة وحكاية
Mohon masukannya ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar