Kamis, 10 Oktober 2013

Qatar dan Kark

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Bisa di-imam-in sama muslimah Amerika itu... sesuatuuu banget. Alhamdulillah... ukhuwah ini begitu manisnya. Bisa tilawah bareng dan berbagi cerita itu...
Mudahkan segala urusan kami, kuatkan kami dalam uji-Mu Allah...
Tidak ada satu ujian pun melainkan setiap diri pasti mampu menanggungnya...
Kita pasti bisa...kita pasti kuat 

Meski, agak aneh juga di kota yang terkenal kemodern-annya ini, masih ada ya yang menganggap orang Arab lebih baik derajatnya daripada non Arab. Paradoks. Padahal salah satu ayat-Nya yang baru saja diingatkan muslimah Amerika ini:

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (Al Hujurot:49)

Bersyukur telah menjauhkannya dari keburukan. Bersyukur karena masih dapat rukuk dan sujud dengan sempurna di atas sajadah cinta Mu. Dalam setiap cobaan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, lebih dari itu semua sesungguhnya ada syukur disana. Pasti.

Thursday Night, selalu jadi malam yang istimewa.


Cerita belum usai.... kali ini...

Tentang seorang penikmat kark (teh khas Qatar), Jessica namanya. Perempuan Amerika ini baiiiik banget. Mau menemani "keanehanku", berlama-lama duduk di bangku taman menatap langit yang tak nampak bintang selepas makan malam, mendengar ceritaku yang kosakatanya belepotan, bahkan mentraktir secangkir kark.

Darinya aku jadi tahu saat kami (pembelajar Indonesia) masih sibuk dengan urusan tashrif mentashrif, dia (pembelajar Amerika) sedang berkenalan dengan bahasa Arab lewat PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Maksudnya???

Pelajaran bahasa Arab pertamaku adalah sewaktu di madrasah menghafal kosakata (Baabun = panto - futhotun = serebet) sambil dinyanyikan dibimbing Pak Ustadz.
Sedangkan pelajaran pertama bahasa Arab Jessica adalah dengan tema PBB, dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi.
Disinilah perbedaannya, metode pengajaran yang dipergunakan. Tetapi.... perbedaan paling mendasar adalah tujuan dari pembelajarannya. Di Amerika, masih menurut Jessica, banyak beasiswa yang ditawarkan untuk mempelajari bahasa Arab guna kepentingan dalam bidang politik. Sedangkan aku yang orang Indonesia mempelajarinya karena ialah bahasa pertama yang diperkenalkan Bapak.

Oleh karena alasan inilah aku sangat bangga sebagai orang Indonesia. Kami mempelajari bahasa Arab bukan untuk kepentingan diplomatik semata, melainkan karena kecintaan kami pada Islam, pada Al Qur'an. Meskipun metode pengajaran yang dipergunakan belum terlalu efektif. Ditambah satu lagi keistimewaan Indonesia adalah saat mempelajari bahasa Arab biasanya akan otomatis ada pelajaran khat (seni menulis huruf Arab). Pelajaran ini belum tentu diwajibkan di negara lain. Bahkan teman sekelasku yang asli Libia saja sempat bertanya "Kok orang Indonesia khat-nya pada bagus-bagus sih? memang gimana caranya?". Aku baru sadar, pelajaran khat yang selama ini paling tidak kusukai sangat bermanfaat.
شاي كرك ونعنع


Alhamdulillah
Cinta Islam
Cinta Al Qur'an
Cinta Indonesia

^_^

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

إن شاء الله سوف أصبح بخير
وإن شاء الله سوف نصبح بخير
كله تمام

Tidak ada komentar:

Posting Komentar