Sabtu, 22 September 2012

Nasehat Pemain Gitar


Petang kemarin, dalam perjalanan pulang menaiki  metro mini 53 jurusan kampung rambutan kampong melayu. Seorang lelaki bersenjatakan gitar bersiap menunjukkan aksinya di dalam metro mini sesak penumpang. Tak lama berselang beberapa anak sekolah juga ikut memenuhi space bus yang tak terlalu luas.

 Sekitar 3 lagu dia dendangkan sembari memetik gitarnya. Lagu keduanya yang berjudul “give thanks to Allah” dia tutup dengan kalimat “give thanks to Allah, yang artinya jangan tawuran ya dek, nanti diomelin, rugi sendiri”. Tak pelak kalimatnya ini mengundang tawa, apalagi anak sekolah yang merasa menjadi objek sorotan. Kulihat seorang anak lelaki bercelana biru menahan tawa lantas berbisik pada teman sebelahnya mendengar kesimpulan si abang bergitar. ^_^

Kesimpulan ini tidak salah bukan? Tidak merusak diri sendiri, tidak merusak lingkungan, tidak menyakiti orang lain (tawuran) juga sebuah bentuk syukur kita atas nikmat yang telah Allah karuniakan.


Siapa sangka jika nasehat sederhana si abang pengamen ini lebih membekas daripada nasehat guru atau orangtua mereka “Kalau ada yang tawuran nanti saya laporkan kepala sekolah” atau “kalau berani tawuran nanti mama gak kasih uang jajan”. 

Selain nasehatnya yang menggelitik ini, si abang yang tengah konser dalam bus kota juga memiliki sikap yang patut diteladani. Tak peduli dengan wajah-wajah kusut masai di sore hari, penuh dengan seabrek masalah, dia masih dengan coolnya melantunkan lagu yang diselingi dengan candaan, mempersilahkan para penumpang naik-turun-duduk dengan senyum dua senti-nya di tengah-tengah lagu, dan tak memaksa apalagi mengancam penumpang untuk memberinya uang.

Sore ini bertemu orang luar biasa. Mungkin dia tidak seberuntung mereka  yang bisa mengenyam bangku kuliah. Tetapi semangatnya untuk memberikan kebermanfaatan tak terbatas oleh alasan akademik. Kupikir kita harus malu dan berpikir. Masih hangat diberitakan korban meninggal atapun luka-luka akibat tawuran antar mahasiswa. Lihatlah si terdidik ini, apa yang dia contohkan pada adik-adiknya? Bukan tidak mungkin dibalik tawuran anak-anak berseragam biru-abuabu itu ada peran kita juga yang telah mencontohkannya.

Gelar sepanjang apapun tak menjadi jaminan akan kehebatannya terhadap pemahaman kehidupan. Untuk itu belajarlah dari manapun, dari siapapun.
انظر ما قال ولا تنظر من قال
Lihatlah pada apa yang dikatakannya bukan pada siapa yang mengatakannya
Karena ibadah itu luas
Karena dakwah tak terbatas dimensi ruang dan waktu

Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

3 komentar:

  1. yang ini kereen banget Euis, ngena banget. Alhamdulillah...

    BalasHapus
  2. hehe
    abangnya emang hebat
    gimana masukan buat tulisannya?

    BalasHapus
  3. give thanks to Allah.
    tulisannya menginspirasi :)))

    BalasHapus