Menunggu
hujan. Menanti-nanti suara hujan. Berharap ia rela singgah menemani keheningan malam ini.
Berharap hujan mau mendengar kesedihanku, memohon ia mau menghapus
kekecewaanku. Kutunggu ia hadir menyapa genting yang berlumut, singgah di jalan
tandus beraspal. Atau menegtuk-ngetuk jendela kamarku. Ah, kulupa… hujan tak
kan mampu menggapai jendela kamarku.
Aku tetap menunggunya. Bernafas lega
ketika akhirnya ia benar-benar mendengar panggilanku. Hei hujan relakah engkau
berbagi waktu denganku. Turunlah untuk menggantikan air mata yang tak kunjung
jatuh. Meleburlah dalam celah tanah untuk mengikis habis kekecewaanku. Kau
tahu, ternyata mereka mampu, mereka yang selama ini ku kagumi, ku pandang hebat
dari segala arah. Ternyata bisa menggores luka di hatiku. Orang-orang yang
kuanggap paling hebat, ternyata mampu membuatku kalut malam ini. Aku
dikecewakan. Itu sederhananya. Dan aku
harus bersedih untuk kekecewaan ini pikirku.
Aku memang selalu menjadi
bayangan, tak pernah benar-benar ada, untuk tidak menyebutku benar-benar tak
berguna. Ku kira bayanganku mulai terlihat. Ternyata aku salah, seseorang
dengan bayangan tetap saja hanya terhitung satu orang bukan? Ingin ku marah,
berteriak di hadapan mereka misalnya, tapi aku tak bisa. Entahlah, mungkin
karena aku takut, merasa tak punya hak, atau aku kadung terlalu me-maha-kan
mereka. Aku ingin bersikap biasa, seolah tak ada apapun.
Tapi hati kecil ini
terus merongrong, ia tak mau terima atas perlakuan ini. Terimakasih untuk
singgahmu malam ini hujan. Ku harap kau membawa pergi kisahku dengan kemarahan
serta kekecewaan yang mengisinya. Aku tahu, esok pagi akan menyapa. Kuharap kau
tak meninggalkan sedikitpun kisahku malam ini. Biarkan aku menghirup udara
baru esok pagi, yang penuh cinta dan
segudang pengertian. Berkunjunglah dengan kisah malam ini saat hatiku mulai
hangat dengan kebaikan mereka, agar aku bisa tertawa dengan kekonyolanku
malamini. Walau bagaimanapun, mereka
tetap teropongku, teropong yang Sang Pencipta berikan agar aku bisa melihat
senyum dunia. Kumohon jangan hinggapi tidurku dengan kekecewaan ini.
*hari ini merasa konyol dengan tulisan ini :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar