Selasa, 17 Januari 2012

KUKU DAN SEKEPING UANG LOGAM


Hari pertama lagi di kelas tercinta, kendati mendung tetap menggantung di langit, cipratan air hujan sisa semalam mengotori rok, hari ini merasa sangat bersemangat. Bertemu anak-anakku lagi setelah sekian lama berlibur J senangnya…. Pada waktu pemeriksaan kuku anak-anakku masih banyak yang kukunya panjang, hitam-hitam pula (namanya juga anak-anak). Entah aku seperti mereka atau tidak waktu kecil, mungkin juga sangat malas memotong kuku. Tapi uakku tersayang selalu punya cara jitu membujuk (untuk tidak disebut memperdayai) ponakan-ponakannya agar rajin memotong kuku. Lahir dengan banyak saudara, sepupu, bibik, paman, dan uak sangat menyenangkan. Setiap fase kelahiran pasti ada yang sebaya. Serunya punya banyak saudara, dari  generasi ke generasi kita pasti punya teman main yang seumuran. Nah, di fase-fase lucu-lucu sekaligus bandel-bandelnya inilah kami mengalami satu magic oleh uak. Hehehe….
Semua keponakan uak pasti dekat dengan uak, entah uak pake pelet apa, hehe. Dari mulai gunting kuku, sampe bawain oleh-oleh mudik, sampe cerita kampus, sampe bawa si doinya pasti uak gak kelewat. Masih inget ci aa yang bawa calonnya ke rumah uak, bukannya dibawa ke rumah (soalnya memang uak tinggalnya di rumah paling depan).
Berbohong pada anak sama saja dengan mengajarkan anak-anak berbohong. Tapi, bagaimana dengan kebohongan ini:
Uak : hayu potong kuku, nanti kukunya jadi uang
Berenyit2 : masa wak?
Beberapa saat kemudian segerombolan bocah-bocah tengah jongkok berkeliling di bawah pohon jambu, mengubur kuku mereka yang sudah dipotong paksa oleh uak. Setelah kuku dikubur kami menutup mata, lalu kuburan kuku tersebut kami bongkar kembali dan tara……. Sekeping uang logam sudah menggantikan posisi kuku tersebut. Kami tentu saja merasa sangat bahagia, kuku berubah jadi uang. Sulap.
Tanpa perlu penjelasanpun saat ini aku sudah mengerti kebohongan uak. Jitu sih strateginya tapi….
Ngomong-ngomong soal kuku, kejadian tak terlupakan lagi adalah masa kelas I MTs di pondok. Masa-masanya anak baru, bukannya kasih sayang *kelonggaran hukuman* yang kami dapat, malah jabatan misjab dan kayu lemari yang kami dapat. Lantaran kuku-kuku yang membandel tetap tumbuh melewati batas sopan. Hadiah pertama jadi anak baru yang tak kan lekang dimakan waktu. :D   

2 komentar: