Hari pertama lagi di kelas
tercinta, kendati mendung tetap menggantung di langit, cipratan air hujan sisa
semalam mengotori rok, hari ini merasa sangat bersemangat. Bertemu anak-anakku
lagi setelah sekian lama berlibur J
senangnya…. Pada waktu pemeriksaan kuku anak-anakku masih banyak yang kukunya
panjang, hitam-hitam pula (namanya juga anak-anak). Entah aku seperti mereka
atau tidak waktu kecil, mungkin juga sangat malas memotong kuku. Tapi uakku
tersayang selalu punya cara jitu membujuk (untuk tidak disebut memperdayai)
ponakan-ponakannya agar rajin memotong kuku. Lahir dengan banyak saudara,
sepupu, bibik, paman, dan uak sangat menyenangkan. Setiap fase kelahiran pasti
ada yang sebaya. Serunya punya banyak saudara, dari generasi ke generasi kita pasti punya teman
main yang seumuran. Nah, di fase-fase lucu-lucu sekaligus bandel-bandelnya
inilah kami mengalami satu magic oleh uak. Hehehe….
Semua keponakan uak pasti dekat
dengan uak, entah uak pake pelet apa, hehe. Dari mulai gunting kuku, sampe
bawain oleh-oleh mudik, sampe cerita kampus, sampe bawa si doinya pasti uak gak
kelewat. Masih inget ci aa yang bawa calonnya ke rumah uak, bukannya dibawa ke
rumah (soalnya memang uak tinggalnya di rumah paling depan).
Berbohong pada anak sama saja
dengan mengajarkan anak-anak berbohong. Tapi, bagaimana dengan kebohongan ini:
Uak : hayu potong kuku, nanti
kukunya jadi uang
Berenyit2 : masa wak?
Beberapa saat kemudian
segerombolan bocah-bocah tengah jongkok berkeliling di bawah pohon jambu, mengubur
kuku mereka yang sudah dipotong paksa oleh uak. Setelah kuku dikubur kami
menutup mata, lalu kuburan kuku tersebut kami bongkar kembali dan tara…….
Sekeping uang logam sudah menggantikan posisi kuku tersebut. Kami tentu saja
merasa sangat bahagia, kuku berubah jadi uang. Sulap.
Tanpa perlu penjelasanpun saat
ini aku sudah mengerti kebohongan uak. Jitu sih strateginya tapi….
Ngomong-ngomong soal kuku,
kejadian tak terlupakan lagi adalah masa kelas I MTs di pondok. Masa-masanya anak
baru, bukannya kasih sayang *kelonggaran hukuman* yang kami dapat, malah
jabatan misjab dan kayu lemari yang kami dapat. Lantaran kuku-kuku yang
membandel tetap tumbuh melewati batas sopan. Hadiah pertama jadi anak baru yang
tak kan lekang dimakan waktu. :D
masih belom ngerti gimana caranya tuh kuku jadi uang..?
BalasHapusberkunjung balik ya!
sudah mengertikah? :)
BalasHapus