Terdapat keutamaan dalam membaca surat at-Takwir dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Banyak hadits yang menyebutkan keutamaan dari ayat atau surat tertentu. Pada dasarnya hadits-hadits tersebut menganjurkan kita untuk banyak membaca al-Qur'an juga mentadabburinya.
Ayat pertama berbunyi
إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ
Kata idza sepadan maknanya dengan when dalam bahasa Inggris. Sedangkan inna dapat diartikan dengan if. Kata ini dimulai dengan idza menunjukkan kalau (dalam artian benar-benar akan terjadi).
Kata kuwwirot berarti dilipat. Kata ini dapat digunakan dalam konteks "melipat baju". Kata kuwwirot merupakan bentuk fi'il madhi, yang menunjukkan kata kerja lampau. Penggunaan fi'il madhi dalam suatu hal yang belum terjadi bermakna kejadian itu benar-benar akan terjadi.
Ayat kedua berbunyi
وَإِذَا لنُّجُوْمُ انْكَدَرَتْ
Ayat ini dimulai lagi dengan kata idza, yang bermakna penekanan. Kata nujuum merupakan bentuk jamak dari kata najmun. Artinya bintang-bintang. Alam semesta berisikan gemintang yang sangat banyak. Jika hari kiamat akan berjatuhan.
Ayat ketiga berbunyi
وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ
Kata al-jibaal artinya adalah gunung-gunung. Gunung merupakan pasak bumi. Jika pasak-pasak tersebut tercerabut tentulah bumi akan hancur.
Ayat keempat berbunyi
وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ
Kata 'usyar berasal dari kata 'usyairah/ 'asyaroh (sepuluh), artinya unta yang sedang hamil 10 bulan dan sudah mendekati saat melahirkan. Orang-orang Quraisy saat itu sangat menyukai unta, apalagi unta merah. Saat ini dapat disepadankan dengan lamborghini. Unta adalah pengibaratan dengan harta. Harta yang paling berharga pada saat itu tidak akan dipedulikan. 'Uttilat artinya hilangnya perhatian.
Ayat kelima berbunyi
وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ
Kata wuhusyun artinya hewan buas/ hewan liar. Mereka sifatnya individualisme, tidak mau berkumpul. Tetapi pada hari ini semua hewan akan berkumpul dalam keadaan terpaksa. Husyiro berda dengan al-jam'u. Al-Jam'u berkumpul dalam keadaan yang nyaman, sedangkan husyiro berkumpul dalam keadaan tidak nyaman/ terpaksa.
Ayat keenam berbunyi
وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ
Kata bihaar merupakan bentuk jamak dari bahrun. Tidak ada satu laut pun yang tidak dikumpulkan pada hari ini. Sujjirot artinya meluap. Bintang-bintang yang berjatuhan ada yang jatuh ke laut. Meluap juga bisa disebabkan karena tercerabutnya gunung-gunung di bumi.
Ayat ketujuh berbunyi
وَإِذَا النُّفُوْسُ زُوِّجَتْ
Kata nufuus merupakan bentuk jamak dari nafsun. Seluruh jiwa termasuk juga malaikat akan dikelompokkan. Zuwwijat berasal dari kata jauz artinya pasangan. Orang-orang soleh akan dikumpulkan dengan para malaikat. Sedangkan orang-orang kafir akan dikumpulkan bersama syaitan.
Surat ini menggunakan banyak penekanan karena audiensnya sangat ingkar, yaitu kaum kafir Quraisy. Mari kita bermuhasabah dan berkaca diri, adakah sifat-sifat dari kaum kafir tersebut yang melekat pada kita? Apakah kita mencintai dunia seperti mereka? Maka, selama kita masih bernafas artinya masih ada kesempatan untuk beramal di dunia dan menjauhi sifat-sifat kaum munafiq dan orang kafir.
*Kajian ba'da subuh bersama Ust. Jalaluddin Rumi
Ahad, 6 Muharram 1443 H