Aneh....
Disaat
anak-anak lain ingin dipegang tangannya, dia malah meninggalkan langkahku,
membiarkanku tertinggal beberapa langkah darinya. Di saat anak-anak lain sibuk
berceloteh dan mencari perhatian pada gurunya, dia malah sibuk dengan
"caranya" sendiri mencari perhatian.
Aku
sendiri tidak setuju jika mencap seorang anak dengan notabene
"nakal". Karena setiap anak terlahir istimewa dengan kekurangan dan
kelebihannya sendiri. Tetapi jika dia menjadi provokator teman-temannya untuk
ikutan "nakal", bagaimana???
Mungkin
pendapatku terlalu mendramatisir. Menurut jean piaget, pada usia 2-7 tahun,
anak-anak berada pada tahap perkembangan kognitif pra-operasional. Pada tahap
ini anak sering kali secara kognitif salah dan irasional dalam memahami
sesuatu, karena kemampuan kognitif mereka belum sempurna. (aih.... Lieur heeuh
mun tos nyimpang ka psikoper mah, hehe).
Yah....
Intinya mah keur bingung, kenapa dia teh gak suka diperhatiin sama gurunya???
Masih
inget cerita naruto kan? Yang nakal super abis. Usut punya usut ternyata
kenakalannya disebabkan oleh kurangnya perhatian dari lingkungannya, apalagi
kedua orang tuanya sudah wafat *kayak nyata aja yah?*
Aku
selalu tertarik dengan anak-anak yang bersikap rejected (iya gak c bahasanya
gitu) terhadap perhatian yang kita tujuakan, juka terhadap anak-anak yang
kerapkali bertitel "nakal". Aku yakin, ada sesuatu yang mereka
simpan, sesuatu yang tidak tersentuh oleh orang lain (ush.... Macem apa ya??
Hoho).
Aku hanya
ingin mereka tahu bahwa aku menyayangi mereka, menghargai mereka, juga mengakui
"kehebatan" mereka yang masih terpendam.
Uhibbukum
ayyuha athfal.....
Maaf
selama ini ibu sudah egois hanya memandang kalian dari sisi luar saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar